Minggu, 12 Oktober 2008

Matahari Bangsa


Sosok dan Pemikiran
Bangun Bangsa dengan Moral

KOMPAS/IMAM PRIHADIYOKO / Kompas Images
Sabtu, 11 Oktober 2008 | 03:00 WIB

Partai Matahari Bangsa atau PMB sulit dipisahkan dengan Persyarikatan Muhammadiyah. Paling tidak itulah klaim Ketua Umum PMB Imam Addaruqutni yang menyatakan, partainya dilahirkan oleh Angkatan Muda Muhammadiyah atau AMM. Tidak heran, partai ini mengusung modal moral kemuhammadiyahan yang sudah teruji sejak bangsa ini belum berdiri.

Moral inilah modal kami di PMB. Nilai kemuhammadiyahan yang sudah 100 tahun mengabdi pada bangsa ini tanpa pamrih, memberi, dan memiliki kepedulian pada dunia pendidikan dan masyarakat yang membutuhkan,” ujar Imam yang ditemui di sebuah hotel di wilayah Tebet, Jakarta, Kamis (9/10).

Apa beda PMB dengan partai lain?

Memang kalau dilihat dari visi dan misi semua partai yang ada, akan sulit dicari perbedaannya. Semua dalam nada yang sama, hanya redaksionalnya yang berbeda. Namun, perbedaan mendasar dengan partai lain dan bukan hanya dengan partai baru, PMB mengusung moral, nilai, dan etos kerja yang digembleng dalam Muhammadiyah. Masyarakat akan melihat dan merasakan perbedaannya. Etos dan moral inilah yang hilang dari bangsa ini dan tak dimiliki partai lain sehingga membiarkan saja korupsi yang parah tetap terjadi. Inilah misi PMB. Cuma kita memang tidak akan secara nyata mengatakan diri sebagai partai Muhammadiyah, namun lambangnya sangat jelas.

Bagaimana dengan kader AMM yang ada di partai lain?

Kita tidak membuat jarak dengan mereka, tetapi tetap melakukan konsolidasi ideologis, yang suatu saat bisa muncul bersama dalam bentuk kaukus. Ketika bersaing di daerah pemilihan, itu akan berjalan dengan alami. Kita tak melakukan pemfitnahan. Strategi kita fokus pada agenda perjuangan yang lebih besar. Karena itu, perdebatan yang bersifat bertarung di luar wilayah agenda perjuangan partai tidak perlu dilayani.

Seperti Muhammadiyah, tidak berpolitik praktis, tetapi tidak buta politik, atau berpolitik buta. Pertarungan antarkader Muhammadiyah yang ada di partai lain di suatu dapil pertarungannya tidak akan menjadikan Muhammadiyah sebagai arena pertarungan, tetapi pertarungannya di luar itu. Jadi kita tidak akan saling bentrok dengan sesama kader Muhammadiyah.

Bagaimana menarik massa di luar Muhammadiyah?

Kami ingin menekankan pada pendekatan problema, misalnya PMB melihat problem yang dihadapi masyarakat sehari-hari.

Selain itu, kita juga melihat saat ini mayoritas komposisi bangsa ini menginginkan tampilnya pemuda. Inilah yang akan kita lakukan, dengan memperjuangkan kalangan muda. Kita akan memanfaatkan momentum peralihan generasi ini. Kalau kita berbicara seperti ini, masyarakat luas tentu akan bisa paham dengan apa yang diperjuangkan PMB, dan bukan hanya bisa dipahami kalangan Muhammadiyah.

PMB ingin masuk dengan mengangkat momentum dan solusi atas problem. Jadi, meski tak ada figur, tetap bisa memberikan tawaran yang menarik kepada masyarakat. Ketiadaan figur semacam ini memang menjadi tradisi di Muhammadiyah yang mengesampingkan figur karena khawatir terjebak pada pengultusan individu.

Meskipun bangsa ini secara tidak sadar sering kali dikaitkan dengan kultur dan figur, PMB akan membuktikan, tanpa pendekatan figur, masyarakat juga bisa makmur. Caranya, dengan mengembangkan empati terhadap problem yang dihadapi masyarakat. Empati terhadap penderitaan yang dirasakan rakyat. Inilah yang saya kira kurang atau bahkan tidak dilakukan elite negara dan elite partai lama.

Selain itu, kalau sekarang kita tetap terjebak pada problem figur, tidak ada pilihan lain kecuali berharap kepada orang tua yang kita sudah tahu, orangnya hanya itu-itu saja. Padahal, kita perlu menghadapi pergantian generasi yang tentu saja membutuhkan munculnya figur baru.

Bagaimana konsolidasi PMB?

Secara garis besar, bisa disebutkan PMB melakukan konsolidasi internal dan kebangsaan. Konsolidasi internal ini tentu dilakukan dengan menempatkan personel kepengurusan partai dan calon anggota legislatif yang sudah selesai dilakukan. Konsolidasi internal penting dilakukan agar pemilih dan pendukung bisa merasakan, PMB ini betul-betul partainya dan bukan organisasi asing bagi pendukungnya.

Secara organisasi konsolidasi internal ini untuk menegaskan, segmen utama dari mana kita bergerak sangat jelas, yaitu Muhammadiyah. Itu sebabnya langkah yang kita lakukan selalu berangkat dari personel yang ada di pengurus pusat Muhammadiyah sampai keluarga. Ini semua kita konsolidasikan hingga mereka yakin bahwa yang tampil ini bukan orang lain.

Konsolidasi kebangsaan juga dilakukan. Apalagi, PMB nantinya tidak hanya akan ikut pemilu legislatif, tetapi kemungkinan besar juga akan ikut pemilihan presiden. Termasuk konsolidasi kebangsaan ini, PMB berkepentingan untuk meyakinkan masyarakat bahwa masalah yang dihadapi bangsa ini sebagian bisa diselesaikan dengan alih generasi, yang kita yakini paling lama terjadi 2014, bahkan bisa lebih cepat lagi dan syukur bisa dilakukan tahun depan.

Apakah PMB memiliki calon presiden?

Memang tidak mudah menentukan calon presiden. PMB bisa saja mengumumkannya, tetapi waktunya setelah pemilu legislatif.

Kalau dilihat figur yang dimiliki, PMB memiliki banyak tokoh Muhammadiyah dan berkiprah di forum nasional dan internasional yang pantas untuk dicalonkan. Karena itu, PMB tidak akan kesulitan mencari sosok yang dibutuhkan negara ini.(imam prihadiyoko)

Tidak ada komentar: