Senin, 06 Oktober 2008

Ketaatan Beribadah tak Berkorelasi Pilihan Parpol

Tak otomatis orang taat beribadah pilih parpol Islam.

JAKARTA — Adakah hubungan antara taat beribadah dan pilihan jenis partai poli­tik (parpol)? Survei terbaru dari Reform Institute mengungkapkan ternyata hubung­an itu ada dan hasilnya cukup menarik perhatian.

Direktur Eksekutif Reform Institute, Yudi Latif, meng­ungkapkan sejumlah hasil survei itu dalam diskusi inter­nal Republika, Kamis (18/9). Turut hadir sebagai pembi­cara adalah Direktur Ekseku­tif Indo-Barometer, M Qodari; dan Wakil Ketua Dewan Per­wakilan Daerah (DPD), Laode Ida.

Yudi memaparkan, Partai Demokrasi Indonesia Perju­angan (PDIP) kerap dici­trakan sebagai parpol sekuler maupun kaum abangan. Tapi, hasil surveinya menunjukkan hal lain. Justru 73,61 persen responden survei yang memi­lih PDIP mengklaim selalu beribadah.

Poin ini relatif tinggi, meski masih di bawah sejumlah parpol Islam lain seperti Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Keadilan Sejahtera (PKS), dan Partai Amanat Nasional (PAN). Namun, perolehan PDIP itu me­lambung di atas Partai Bulan Bintang (PBB). Padahal, selama ini PBB mencitrakan di­rinya sebagai parpol Islam yang mendukung penerapan syariah. Hanya 64,29 persen pemilih PBB yang mengaku selalu beribadah.

Sebaliknya, jumlah pemilih PBB yang mengaku kadang-­kadang menjalankan ibadah pun relatif tinggi, yaitu 21,43 persen. Tapi, yang mengejut­kan dari PBB adalah seba­nyak 14,29 persen pemilihnya mengaku sering tidak menja­lankan ibadah. Skor ini ter­tinggi dari seluruh parpol yang disurvei. Berada di urut­an kedua, lagi-lagi parpol Islam, yaitu Partai Bintang Reformasi (PBR).

Yang paling konsisten, me­nurut Yudi, adalah PKB. Par­pol berbasis massa warga Nahdliyin ini menempati urutan teratas. Sebanyak 85,04 persen pemilih PKB meng­klaim selalu beribadah, 14,96 persen responden yang memi­lih PKB mengaku kadang-­kadang beribadah, dan nol persen yang mengaku tidak menjalankan ibadah.

Sementara PKS, yang selama ini mencitrakan dirinya parpol Islam dengan kader militan, ternyata banyak juga pemilihnya yang ibadahnya bolong-bolong. Memang se­banyak 82,82 persen pemilih PKS mengaku selalu beriba­dah, tapi yang kadang-ka­dang beribadah hanya 14,98 persen.

"Jadi, tidak otomatis orang yang menjalankan ibadah, me­milih parpol Islam. Ada kemu­ngkinan orang yang taat ber­ibadah itu pilih parpol Islam dan non-Islam," kata Yudi.

Bagaimana dengan golput? Survei yang dilakukan pada Juni-Juli lalu itu mengung­kapkan sebanyak 73,17 per­sen pemilih golput selalu ber­ibadah. Survei mengambil data 2.519 responden dengan margin error 1,95 persen dan tingkat kepercayaannya 95 persen.

Berebut suara
Direktur Eksekutif Indo ­Barometer, M Qodari, menilai dari kalangan parpol Islam, sejauh ini PKS menjadi par­pol yang trennya terus me­ningkat dan stabil. Dengan kinerja seperti itu, ia yakin PKS bisa meraup minimal 10 persen suara di Pemilu 2009.

Tentang PPP, Qodari tak begitu yakin. Ia belum meli­hat ada momentum yang kuat bagi kebangkitan PPP.

Sedangkan mengenai PKB Qodari memperhitungkan PKB, bisa kehilangan sete­ngah suaranya dari Pemilu 2004. Dan untuk suara PAN dapat digerus Partai Mata­hari Bangsa sampai setengah­nya. (evy/uba)

Tidak ada komentar: