Senin, 27 Oktober 2008

Evaluasi terhadap SBY menjelang Pilpres 2009

Untuk sementara, hingga September 2008, evaluasi calon pemilih pada SBY belum sampai pada kemungkinan untuk menjatuhkannya dari kursi presiden. Sepanjang empat tahun terakhir, bila pemilu presiden diadakan, SBY dan
Mega akan masuk ke putaran kedua, dan kemungkinan pada putaran kedua
SBY akan kembali terpilih. Pada September 2004, belum ada calon yang bisa mendekati Mega, dan apalagi SBY. Kekuatan alternatif belum mengalami kemajuan secara berarti. Prabowo satusatunya yang mengalami kemajuan, tapi masih terlalu jauh di bawah Mega
dan SBY. Masih harus kerja keras dengan melipat-lipatkan segala kekuatannya untuk mengejar SBY dan Mega.Tapi upaya yang sama, minimal seimbang, sedang dilakukan SBY, sementara Mega belum melakukan upaya itu. Bila Mega tidak mampu mengimbangi gerakan Prabowo, kemungkinan ia akan disalib Prabowo di putaran pertama.

Kalau dibandingkan dengan pengalaman menjelang pemilu Presiden 2004, kekuatan calon jauh lebih cair dan lebih seimbang waktu itu. Jarak Mega dan penantang barunya, SBY, dalam 9 bulan menjeleng pemilu 2004 hanya sekitar 8%. Mega waktu itu tidak pernah mencapai angka 20%. Sekarang, berbeda. Jarak antara penantang baru SBY, baik Prabowo, Wiranto, maupun Sultan, cukup jauh. Pemilih lebih terkonsentrasi pada
dua calon, SBY dan Mega. Namun demikian, posisi SBY belum aman. Kekuatannya sangat tergantung pada kinerjanya dalam 9 dan setahun ke depan, khususnya kinerja dalam bidang ekonomi.

Tidak ada komentar: