Minggu, 05 Oktober 2008

Keranjingan Demokrasi


Catatan: Arief Gunawan, Dewan Redaksi Rakyat Merdeka Online

ORANG dulu mendirikan partai untuk alat perjuangan, yaitu untuk mencapai kemerdekaan. Tetapi partai-partai sekarang didirikan untuk kepentingan jangka pendek, yaitu supaya duduk di parlemen.

Sebab di parlemen kata Amien Rais terdapat unidentify flying envelope alias UFE, dan kalau sedang berlangsung pembahasan sebuah RUU amplop-amplop biasanya berjatuhan, seperti air hujan di atas genteng.

Masuk parlemen jadi lapangan pekerjaan baru, karena lowongannya dibuka partai-partai. Dan kalau sudah duduk, duit dan perempuan suka datang bersamaan. Duduk manis atau berlagak sibuk sama saja, tukang suap datang dengan sendirinya.

Jumlah partai secara kuantitas mengalami fluktuasi. Setelah reformasi lahirlah 48 partai. Pemilu 2004 diikuti 24 partai, tetapi sekarang jumlah partai bertelur makin banyak, sehingga yang akan ikut Pemilu 2009 berjumlah 34 partai. Maka ongkos pemilu pun membengkak, mencapai 14 triliun rupiah.

Kenapa orang lebih suka membikin partai ketimbang membikin rumah makan, apakah ini disebabkan oleh trend, ataukah mode, ataukah idealisme?

Pokok soalnya karena kita sedang keranjingan, euphoria, demokrasi prosedural, dimana kita baru belajar berdemokrasi selama sepuluh tahun terakhir, dan kebebasan bersarikat, berkumpul, serta menyatakan pendapat telah benar-benar boleh dilaksanakan.

Liberalisasi politik saat ini ditentukan oleh pasar bebas, maka kalau ada uang siapa pun boleh membikin partai. Tak heran banyak tokoh bermasalah di masa lalu yang menyimpan banyak uang ikut-ikutan pula membikin partai. Sebab dengan demikian ia punya ‘’alat politik’’, punya legalitas memobilisasi orang, dan sebagainya.

Kenapa ada banyak sekali partai beraliran Nasionalis? Dan ada banyak sekali partai beraliran Islam didirikan saat ini? Kenapa partai-partai sealiran tidak bergabung menjadi satu?

Jawabnya karena ini era liberalisasi politik. Tak ada juntrungan dengan idealisme. Ada uang orang berpolitik, sebab demokrasi yang sedang dibangun adalah Demokrasi uang.

Demokrasi uang dicirikan oleh banyaknya partai, dimana politisi berpolitik untuk kepentingan lima tahun sekali, yaitu pemilu dan parlemen. Politisi bertambah banyak, tetapi negarawan tidak ada. *** (iniorangbiasa@yahoo.com)

Tidak ada komentar: