Setelah memenangkan pemilihan gubernur Jawa Tengah belum lama ini, kemarin Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan menyapu bersih empat pilkada yakni di Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Magelang, Kabupaten Tegal dan Kota Tegal. Bahkan boleh dikatakan kemenangannya sangat telak dengan perolehan suara yang besar. Kebetulan tiga diantaranya, yang maju dari partai berlambang banteng mencereng ini, adalah incumbent yakni Bupati Karanganyar Rina Iriani, Bupati Magelang Singgih Sanyoto dan Bupati Tegal Agus Riyanto. Memang sudah diprediksikan meskipun di banyak daerah pejabat lama bisa kalah.
Melihat angka perolehan suara sementara dan hasil perhitungan cepat yang dilakukan, kemenangan yang diraih amat meyakinkan. Di Karanganyar, pasangan Rina-Paryono yang diusung PDIP, PAN dan PKS mengantongi sekitar 62 persen suara. Di Kabupaten Magelang lebih telak lagi karena Singgih Sanyoto-Zaenal Arifin yang dicalonkan PDIP,PKB, PAN dan PD berhasil memperoleh dukungan tidak kurang 81 persen. Sementara itu pasangan di Kabupaten Tegal Agus Riyanto-Hery Soelistyawan dari koalisi PDIP-PPP memperoleh lebih 42 persen. Dan di Kota Tegal Ikmal Jaya-Habib Ali dari PDIP, PPP, PKS dan PD pun meraih sekitar 70 persen.
Inilah putaran terakhir pilkada yang digelar di provinsi ini sebelum pemilu legislatif dan pemilihan presiden 2009. Seperti diketahui tidak boleh ada pilkada di tahun depan sehingga semua harus diselesaikan tahun ini. Dan kemenangan PDIP di empat kabupaten/kota tersebut harus diakui semakin memantapkan posisi partai pemenang pemilu 2004 untuk Jawa Tengah tersebut. Apalagi dalam pilgub PDIP juga berhasil menang satu putaran dengan perolehan suara di atas 40 persen. Dengan perolehan angka yang cukup mencolok maka tidak ada yang harus dengan dua putaran. Padahal di Kota Tegal calonnya lima pasang dan Kabupaten Tegal empat pasang.
Fenomena kemunculan calon perseorangan sudah nampak di dua daerah yakni di Kabupaten Tegal dan Kota Tegal. Tetapi nampaknya baru sebatas pembelajaran politik karena dukungan yang diperoleh relatif kecil. Sebaliknya calon dari partai besar seperti PDIP yang didukung oleh beberapa partai semakin tidak terbendung. Kendati banyak analisis yang menyebutkan tidak ada kaitan yang sangat erat antara pilkada langsung dengan partai politik namun setidaknya hasilnya akan sangat mempengaruhi citra partai terutama yang menang. Di banyak tempat incumbent memang lebih mudah unggul asalkan tidak ada catatan buruk selama menjabat.
Menjadi pertanyaan, apakah semua ini akan mencerminkan perolehan suara pada pemilu legislatif tahun 2009? Setidaknya ada situasi yang menunjukkan ke arah itu yakni kemantapan partai yang dipimpin oleh Megawati Soekarnoputri itu di basis utamanya yakni Jawa Tengah. Tentu tidak ada yang bisa menjamin hasilnya nanti dan juga kalaupun menang tak akan bisa telak seperti itu. Karena kompetisi antarpartai politik situasinya berbeda. Petanya pun tidaklah sama. Apalagi sekarang diikuti oleh 44 partai sementara partai-partai utama juga berupaya keras. Pecahan PDIP yakni Partai Demokrasi Pembaruan pun akan berkiprah untuk pertama kalinya.
Suhu politik di provinsi ini akan menghangat dengan adanya pemilu legislatif maupun pilpres. Ketua Umum PDIP Megawati akan maju yang tentunya juga akan mengharapkan bantuan dari kepala daerah baik gubernur maupun bupati /walikota yang berasal dari partainya. Kita meminta tak ada politisasi yang diluar batas kewajaran karena pemimpin daerah sudah bukan lagi milik partai atau golongan tertentu. Justru sebaliknya yang diharapkan dampak positifnya yakni kestabilan dan kelancaran jalannya pemerintahan mulai provinsi sampai ke tingkat desa karena gubernur dan banyak pejabat di daerah berasal dari partai yang sama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar