Minggu, 05 Oktober 2008

Kecerobohan Berdemokrasi


Catatan: Arief Gunawan, Dewan Redaksi MyRMNews.com

NKRI menempati jumlah penduduk terbesar ke empat di dunia, setelah Cina, India, Amerika Serikat, dan menyusul Rusia, dengan pulau yang kaya, yang jumlahnya mencapai 18.110 pulau.

Sumber daya alamnya juga kaya, tetapi sumber daya manusianya terbelakang, sehingga di dalam indeks badan PBB disebut bahwa kualitas orang Indonesia saat ini masih masuk kategori rendah.

Oleh kalangan internasional Indonesia dikategorikan sebagai negeri demokratis ketiga setelah India dan Amerika Serikat. Sehingga pandangan ini suka membuat mabok kepayang.

India sedang mengembangkan teknologi antariksa, sehingga bersama Cina yang barusan menggelar olimpiade, mau menjadi negara dari Asia yang berencana mampir ke bulan.

Industri film Bollywood di sana menyerap jutaan tenaga kerja. Film-film India di sini ditiru, sehingga para artis yang sekarang berlomba-lomba jadi caleg dan kepala daerah, suka berperan seperti shahruk khan atau tuan takur.

Luas NKRI bandingannya adalah luas Rusia, yang merupakan negara terluas di dunia, yang ukurannya hampir dua kali luas Amerika Serikat dan meliputi 1/8 luas daratan bumi. Luas Rusia 6.592.812 mil atau 17.075.400 km2 yang membentang dalam 11 zona waktu, mulai dari bagian timur benua Eropa hingga ujung timur benua Asia bagian utara.

Dalam sepuluh tahun sejak era reformasi apakah pencapaian bangsa ini? Di bidang otonomi sejak 1999 sudah terbentuk 191 daerah otonomi baru yang terdiri dari tujuh provinsi, 153 kabupaten, dan 31 kota.

Dengan demikian jumlah daerah otonomi yang ada mencapai 510 daerah otonom, yang terdiri dari 33 provinsi, 386 kabupaten, dan 19 kota.

Belakangan ide pemekaran wilayah mulai dipertanyakan oleh banyak pihak yang meminta supaya ditinjau ulang.
Sebab aspirasi pemekaran umumnya datang dari partai-partai dan juga para elit, untuk target kekuasaan dan jabatan-jabatan baru yang menguras keuangan negara, dan menyulut konflik horisontal.

Barangkali tidak ada negeri lain di dunia yang begitu cepat mengembangkan wilayah hanya dalam waktu sepuluh tahun, dengan atasnama demokrasi dan otonomi.

Sehingga jadilah negeri ini sekarang laboratorium demokrasi, dimana demokrasi menjadi bahan eksperimen, yang menjadi perhatian dunia, bukan oleh karena kemampuan para pemimpinnya berdemokrasi, tetapi lebih karena kecerobohannya berdemokrasi. *** (iniorangbiasa@yahoo.com)

Tidak ada komentar: