Selasa, 16 September 2008

Magsaysay Award

Syafii Maarif: Indonesia Negeri Plural

Selasa, 16 September 2008 | 00:16 WIB/kompas

Jakarta, Kompas - Sebagai negeri Muslim terbesar di dunia, ekspresi Islam Indonesia, baik dalam budaya, intelektual, maupun politiknya, tidak pernah menjadi sistem yang monolitik. Kondisi yang hampir sama juga ada di negara Muslim lainnya. Sebuah kondisi masyarakat yang penuh keberagaman meski sumber utama tetap mengacu kepada Al Quran dan hadis.

Hal ini dikatakan Ahmad Syafii Maarif dalam tasyakuran penganugerahan Magsaysay Award 2008 kepada dirinya di Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah, Jakarta, Senin (15/9) malam. Acara ini dihadiri sejumlah tokoh lintas agama, pejabat negara, aktivis hak asasi manusia, politisi, mahasiswa, dan intelektual.

”Indonesia negeri plural, dan pluralisme ini harus tetap kita jaga,” ujar Syafii.

Menurut Syafii, dalam masyarakat yang plural, dialog harus lebih diutamakan. Dialog antar-agama yang dilakukan harus terwujud dalam bentuk pencerahan bagi masyarakat sampai ke tingkat paling bawah.

Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Din Syamsuddin menyampaikan penghargaannya pula kepada Syafii yang dinilai selalu berkomitmen pada keislaman sekaligus pluralitas masyarakat. ”Islam selalu menghargai perbedaan. Perbedaan itu adalah rahmat,” ujarnya.

Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari mengatakan, penghargaan yang diberikan kepada Syafii sangat pantas dengan apa yang selama ini dikerjakannya.

”Sebagai warga Muhammadiyah, saya juga merasa bangga atas penghargaan Magsaysay yang diterima Pak Syafii,” ujar Siti Fadilah. Ia melanjutkan, dunia ini terasa lebih indah karena adanya berbagai perbedaan.

”Ini rahmat bagi manusia. Saya tidak bisa bayangkan jika semua yang ada di dunia ini sama dan seragam, tentu kita tidak bisa membedakan satu orang dengan yang lain,” ujarnya.

Peneliti Centre for Strategic and International Studies (CSIS), Rizal Sukma, mengatakan, sebagai orang yang tak mau populer, penghargaan Magsaysay yang diterima Syafii akan kian membuatnya terkenal. (mam)

Tidak ada komentar: