Selasa, 09 September 2008

Anwar Ibrahim


Demokrasi Sering Munculkan Ketidaksabaran
Selasa, 9 September 2008 | 00:23 WIB 

Jakarta, Kompas - Demokrasi adalah proses panjang. Proses ini terkadang memunculkan banyak ketidaksabaran. Apalagi, masih banyak usaha yang diperlukan untuk memenuhi janji demokrasi sehingga orang sering mengharapkan suasana lama. Padahal, sekarang orang sudah diberikan pilihan.

Demikian pemikiran yang disampaikan Dato’ Seri Anwar Ibrahim, mantan Wakil Perdana Menteri Malaysia, saat bersilaturahmi dengan pimpinan Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) dan Organisasi Kemasyarakatan Islam di Jakarta, Sabtu (6/9). ”Demokrasi harus diselamatkan. Kalau tidak, bisa kembali ke arah pemerintahan tiran. Bagaimanapun, tirani dalam segala bentuknya harus ditolak sebab akan menyengsarakan rakyat,” ujarnya.

Demokrasi, lanjut Anwar, harus dihidupkan agar apa yang diperjuangkan tidak sia-sia. Untuk itu, kebijakan ekonomi yang diterapkan harus berkeadilan, bukan sekadar keluar dengan retorika populer.

Itu sebabnya, menurut Anwar, konsisten dalam demokrasi perlu terus diwujudkan dalam politik, pemerintahan, maupun ekonomi. Tanpa wujud nyata, orang akan hilang kepercayaan terhadap demokrasi. ”Selain itu, dibutuhkan pimpinan yang kuat dalam membuat kebijakan sehingga dapat menghadapi korupsi,” ujarnya.

Dalam pengantar diskusi, sesepuh ICMI, Adi Sasono, mengatakan, kebebasan dan demokrasi adalah proses belajar yang panjang. Kalau ada yang kurang dalam proses demokrasi ini, jangan langsung berpaling kepada era yang lalu. ”Karena ada saja yang berharap kembali seperti masa lalu lagi. Padahal, jarum jam tidak bisa diputar balik. Kita sudah melangkah jauh dalam demokrasi ini,” ujarnya.

Pengurus ICMI, Marwah Daud Ibrahim, mengatakan, demokrasi adalah pilihan yang benar untuk Indonesia. Kondisi saat ini memang masih banyak yang gelap karena bangunan Indonesia harus dihancurkan sebelum membangun rumah peradaban yang lebih baik. ”Kita butuh arsitek yang berpihak kepada rakyat sehingga bisa tahu seperti apa bangunan rumah peradaban bangsa ini akan diwujudkan,” ujarnya.

Seorang peserta silaturahmi, AM Lutfie, mengingatkan, demokrasi memang sistem yang harus dibina, bahkan dekat dengan Islam. Sayangnya, sistem demokrasi saat ini tidak bisa menghasilkan orang terbaik. (mam)

 

Tidak ada komentar: