Jumat, 08 Agustus 2008

Kader Partai


Parpol Harus Kaderisasi, Bukan Hanya Cari Artis
Jumat, 8 Agustus 2008 | 00:31 WIB 

Depok, Kompas - Partai politik idealnya membangun basis massa dan menyediakan jalur kaderisasi yang baik. Dengan demikian, parpol tak kesulitan mencari orang ketika membutuhkan kader yang akan diajukan sebagai calon anggota legislatif, kepala daerah, ataupun presiden.

”Kalau kaderisasi dilakukan, partai tidak akan mencari-cari artis yang ditempatkan sebagai penjaring suara,” kata dosen Ilmu Politik FISIP Universitas Indonesia, Andrinof Chaniago, di Depok, Kamis (7/8). ”Partai yang terlalu mengandalkan artis yang semata-mata bermodalkan ketenaran adalah tanda dari partai yang gagal secara institusional,” ujarnya.

Menurut Andrinof, kalau suatu partai yang sudah berusia lebih dari 10 tahun masih saja lebih mengandalkan artis untuk menarik suara, karena tidak punya sejumlah kader andal hasil bentukan sendiri, mereka tidak mampu memfungsikan organisasi partai bekerja dengan solid dan agresif. Itu berarti pimpinan dan pendiri partai tersebut gagal membesarkan partainya.

”Lebih menyedihkan lagi kalau kegagalan itu mau ditutup dengan memburu para artis untuk dijadikan caleg,” ujarnya.

Menurut Andrinof, amat disayangkan kalau hal ini dilakukan partai yang semula menjanjikan pencerahan dan ingin memelopori reformasi. Kenyataannya parpol saat ini malah banyak yang berbalik melakukan pembodohan terhadap masyarakat dan menggiring politik menjadi hamba industri hiburan.

Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Pramono Anung mengakui, jika partai politik tidak melakukan pendidikan yang baik melalui sistem kepartaian, masyarakat bisa semakin mencibir partai dan kualitas wakil rakyat di DPR.

”Apalagi, jika partai memilih orang-orang baru yang sama sekali tidak punya pengalaman politik, dan mereka berpikir bisa menyelesaikan persoalan bangsa, maka kesejahteraan yang diinginkan akan semakin jauh,” ujarnya.

Pramono sangat prihatin dengan parpol yang mendorong artis-artis ke panggung politik, hanya dengan pertimbangan memiliki popularitas. (MAM)

Tidak ada komentar: