Jumat, 28 November 2008

Pewakil


Ada lelucon basi masih lestari: wakil presiden kepingin jadi presiden, wakil direktur rindu jadi direktur, tapi wakil rakyat ogah jadi rakyat, jegal kanan kiri lobi depan belakang sembah atas tinju bawah demi wakil rakyat sampai kiamat.

Humor ini khas Nusantara, tak bisa pas diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris. Ada permainan dua konsep di sini: wakil dalam arti vice atau deputy untuk presiden atau direktur yang menandakan posisi kelas dua, dan wakil dalam arti representative yang kedudukannya variatif terhadap yang diwakili.

Wakil direktur tak pernah lebih tinggi daripada direktur. Sedangkan posisi orang yang mewakili bisa macam-macam. Seorang penjaga keamanan mewakili sang direktur (posisi lebih rendah) menerima protes demonstran di pagar, atau sang direktur berpidato mewakili para direktur lain (sederajat) dalam pembukaan seminar, atau sang direktur mewakili semua staf dan buruhnya (lebih tinggi) mengucapkan Selamat Tahun Baru sambil mengingatkan bahwa pada masa prihatin ini bersyukurlah tidak dipecat, jadi jangan mengharapkan bonus.

Bisa runyam bila pemakaiannya berkaitan dengan organisasi besar seperti PBB. Ada jabatan United Nations Under-Secretary General yang pantas saja disebut Wakil Sekretaris Jenderal PBB. Namun, ada pula posisi resmi Representative of the UN Secretary General yang menangani urusan khusus. Nah, ini pun Wakil Sekjen PBB. Bagaimana membedakannya? Menggantikan yang terakhir ini dengan ”Orang yang Mewakili Sekjen PBB” pastilah terasa janggal. Lagi pula, si Representative ini pun bisa punya Deputy!

Pemecahannya mungkin bisa dicari dari suatu ciri yang sangat menarik dalam pemakaian kata itu dalam bahasa Indonesia. Wakil dalam arti deputy tak pernah dipakai sebagai kata kerja. Kata to deputize baik dalam arti ’bertindak sebagai deputy’ maupun ’mengangkat seorang deputy’ tak dikenal.

Mewakili selalu berarti to represent. Kemungkinan besar orang yang berkata ”Saya mewakili ibu direktur” bukanlah wakil direktur, yang bisa dibayangkan akan berkata tegas mantap ”Saya wakil direktur”, dengan penekanan pada direktur agar pendengarnya sadar si pembicara akan jadi apa tahun depan setelah pemegang saham memecat direktur sekarang yang gagal menaikkan grafik keuntungan di zaman bisnis lesu ini.

Ciri ini membuka peluang memperkenalkan bentukan baru: pewakil, dalam arti orang yang mewakili, representative. Ini sejalan dengan kaidah bahasa Indonesia pada umumnya. Ada kata mewakili, mewakilkan, dan perwakilan, dengan sendirinya patut ada pewakil.

Dengan demikian kerancuan akan berkurang. Wakil direktur dan wakil presiden akan tetap ada. Kalau ambisi wakil direktur sudah terasa panas membara, sang direktur pun bisa menunjuk pewakil-pewakil yang bertindak dengan wewenangnya untuk urusan-urusan penting.

Sebagai pewakil rakyat, semoga anggota DPR pun akan mengedepankan bukan ambisi posisi, melainkan sigap dan bertanggung jawab dengan wawasan kerakyatan. Maka, tak perlulah dicari pengganti lelucon basi yang sudah mati.

Samsudin Berlian Pemerhati Kata dan Maknanya

Pewakil
Jumat, 28 November 2008 | 01:18 WIB

Ada lelucon basi masih lestari: wakil presiden kepingin jadi presiden, wakil direktur rindu jadi direktur, tapi wakil rakyat ogah jadi rakyat, jegal kanan kiri lobi depan belakang sembah atas tinju bawah demi wakil rakyat sampai kiamat.

Humor ini khas Nusantara, tak bisa pas diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris. Ada permainan dua konsep di sini: wakil dalam arti vice atau deputy untuk presiden atau direktur yang menandakan posisi kelas dua, dan wakil dalam arti representative yang kedudukannya variatif terhadap yang diwakili.

Wakil direktur tak pernah lebih tinggi daripada direktur. Sedangkan posisi orang yang mewakili bisa macam-macam. Seorang penjaga keamanan mewakili sang direktur (posisi lebih rendah) menerima protes demonstran di pagar, atau sang direktur berpidato mewakili para direktur lain (sederajat) dalam pembukaan seminar, atau sang direktur mewakili semua staf dan buruhnya (lebih tinggi) mengucapkan Selamat Tahun Baru sambil mengingatkan bahwa pada masa prihatin ini bersyukurlah tidak dipecat, jadi jangan mengharapkan bonus.

Bisa runyam bila pemakaiannya berkaitan dengan organisasi besar seperti PBB. Ada jabatan United Nations Under-Secretary General yang pantas saja disebut Wakil Sekretaris Jenderal PBB. Namun, ada pula posisi resmi Representative of the UN Secretary General yang menangani urusan khusus. Nah, ini pun Wakil Sekjen PBB. Bagaimana membedakannya? Menggantikan yang terakhir ini dengan ”Orang yang Mewakili Sekjen PBB” pastilah terasa janggal. Lagi pula, si Representative ini pun bisa punya Deputy!

Pemecahannya mungkin bisa dicari dari suatu ciri yang sangat menarik dalam pemakaian kata itu dalam bahasa Indonesia. Wakil dalam arti deputy tak pernah dipakai sebagai kata kerja. Kata to deputize baik dalam arti ’bertindak sebagai deputy’ maupun ’mengangkat seorang deputy’ tak dikenal.

Mewakili selalu berarti to represent. Kemungkinan besar orang yang berkata ”Saya mewakili ibu direktur” bukanlah wakil direktur, yang bisa dibayangkan akan berkata tegas mantap ”Saya wakil direktur”, dengan penekanan pada direktur agar pendengarnya sadar si pembicara akan jadi apa tahun depan setelah pemegang saham memecat direktur sekarang yang gagal menaikkan grafik keuntungan di zaman bisnis lesu ini.

Ciri ini membuka peluang memperkenalkan bentukan baru: pewakil, dalam arti orang yang mewakili, representative. Ini sejalan dengan kaidah bahasa Indonesia pada umumnya. Ada kata mewakili, mewakilkan, dan perwakilan, dengan sendirinya patut ada pewakil.

Dengan demikian kerancuan akan berkurang. Wakil direktur dan wakil presiden akan tetap ada. Kalau ambisi wakil direktur sudah terasa panas membara, sang direktur pun bisa menunjuk pewakil-pewakil yang bertindak dengan wewenangnya untuk urusan-urusan penting.

Sebagai pewakil rakyat, semoga anggota DPR pun akan mengedepankan bukan ambisi posisi, melainkan sigap dan bertanggung jawab dengan wawasan kerakyatan. Maka, tak perlulah dicari pengganti lelucon basi yang sudah mati.

Samsudin Berlian Pemerhati Kata dan Maknanya

Tidak ada komentar: