Sabtu, 26 Juli 2008

Calon Muda Memiliki Energi, Kapasitas, Agenda


Ketua Umum Golkar Belum Berani Calonkan Presiden 


Sabtu, 26 Juli 2008 | 03:00 WIB 

Jakarta, Kompas - Dengan kian dekatnya Pemilihan Presiden 2009, calon bermunculan, termasuk kalangan muda. Mereka dinilai mempunyai energi lebih, kapasitas, dan juga agenda progresif yang tidak kalah dari seniornya.

Hal itu mengemuka dalam Diskusi Dialektika Demokrasi bertemakan ”Tokoh-tokoh Alternatif Pemilu 2009”, Jumat (25/7) di Jakarta. Hadir tiga calon presiden (capres) muda, yaitu Yuddy Chrisnandi dari Fraksi Partai Golkar DPR, , Ketua Umum Dewan Syura Partai Bulan Bintang Yusril Ihza Mahendra, Ketua Pedoman Indonesia M Fadjroel Rachman, serta pengamat politik Sukardi Rinakit.

Menurut Yuddy, Indonesia saat ini memiliki banyak persoalan, yaitu kemiskinan, ketidakadilan, ketergantungan pada asing, kebodohan, dan korupsi. Untuk itu dibutuhkan pemimpin yang memiliki energi ekstra, visi orisinal, kapasitas, serta keberanian.

Dicontohkan, Soekarno berani memiliki visi menjadikan Indonesia sebagai kekuatan di Asia Tenggara karena muda dan punya kapasitas. Begitu pula dengan Soeharto dengan visi ekonomi pedesaan. Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad juga berani melawan Amerika Serikat (AS). Atau calon Presiden AS dari Partai Demokrat, Barack Obama, yang punya visi besar atas perubahan.

Yuddy adalah calon presiden muda yang pertama kali mendeklarasikan diri pada 28 Oktober 2007.

”Saya orang satu-satunya di Partai Golkar yang berani mengatakan siap maju menjadi presiden. Bahkan, Ketua Umum juga belum berani,” katanya.

Agenda progresif

Fadjroel meminta capres muda jangan hanya dilihat dari sisi usia, tetapi yang terpenting juga memiliki agenda progresif. Tokoh reformasi itu memiliki agenda menasionalisasi aset strategis bangsa, mengadili dan menyita harta kekayaan Soeharto, serta mengusut tuntas kejahatan hak asasi manusia pada masa lalu.

”Kalau agenda ini dijalankan, kaum muda baru berbeda dengan mereka yang tua. Berani tidak?” ujarnya.

Menurut Fadjroel, kegagalan pemerintah selama ini pun karena masih dipegang oleh orang tua yang punya relasi politik dan ekonomi dengan Orde Baru. Dia juga tidak yakin, banyak capres muda berani punya agenda itu.

Sebaliknya, Yusril yang dalam Sidang MPR tahun 1999 sudah diusulkan menjadi calon presiden, tetapi mengalah pada generasi tua, kali ini menegaskan tidak akan mundur.

”Sudah cukup saya berikan kesempatan kepada orang lain. Kali ini saya akan maju,” katanya.

Indonesia juga tidak bisa dipimpin oleh orang yang menyandarkan pada kewibawaan tradisional.

”Yang terpenting itu mampu menghadapi dan menyelesaikan persoalan nyata,” kata Yusril, yang sudah beberapa kali menjabat menteri itu.

Sukardi Rinakit mengingatkan para capres muda bahwa 80 persen pemilih berpendidikan di bawah SLTP. Karena itu, faktor kewibawaan tradisional tetap berpengaruh. Figur muda juga harus memanfaatkan emosi pemilih tradisional di Jawa.

”Figur muda, kalau mempunyai karakter satria, bisa menerobos,” ujarnya. (sut)

Tidak ada komentar: